Kamis, 30 Juni 2016

Tanda Tanya (?)

pemakaian tanda tanya ejaan bahasa Indonesia

1. Tanda tanya dipakai pada akhir kalimat tanya.

Misalnya:
Kapan ia berangkat?
Saudara tahu, bukan?


2. Tanda tanya dipakai dalam tanda kurung untuk menyatakan bagian kalimat yang disangsikan atau yang kurang dapat membuktikan kebenarannya.


Misalnya:
Ia dilahirkan pada tahun 1983 (?).
Uangnya sebanyak 10 juta rupiah (?) hilang.

Monumen Nasional mulai dibangun pada tahun 1961 (?).
Di Indonesia terdapat 740 (?) bahasa daerah.


Kaidah tanda tanya hanya dua, yaitu (1) digunakan pada akhir kalimat tanya dan (2) digunakan untuk menandai bagian kalimat yang diragukan. Penerapan tanda tanya untuk kalimat tanya biasa hampir tidak menimbulkan masalah. Masalah kadang-kadang muncul jika kalimat tanya itu dalam kutipan langsung. Berikut ini contohnya.

1) Ayah berkata, “Kapan kita harus datang di pesta itu, Nak”?*
2) Siapa pencipta lagu “Satu Nusa Satu Bangsa?”*

Penulisan seperti pada kalimat (1) dan (2) itu contoh penulisan tanda tanya yang salah. Pada kalimat tanya yang ditulis dalam kutipan, tanda tanya ditulis sebelum tanda petik. Jadi, urutannya tanda tanya dulu lalu diikuti tanda petik. Namun, berbeda halnya dengan kalimat (2). Pada kalimat itu yang dikutip adalah judul lagu. Oleh karena itu, tanda tanya diletakkan sesudah tanda petik. Dengan demikian, penggunaan tanda tanya pada kedua kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi seperti berikut.

1a) Ayah berkata, “Kapan kita harus datang di pesta itu, Nak?”
2a) Siapa pencipta lagu “Satu Nusa Satu Bangsa”?



Baca juga:
Tanda Garis Miring (/)
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda Petik (“…”)
Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda Kurung ((…))
Tanda Seru (!)
Tanda Tanya (?)
Tanda Elipsis (…)
Tanda Pisah (―)
Tanda Hubung (-)
Tanda Dua Titik (:)
Tanda Titik Koma (;)
Pemakaian Tanda Koma (,)
Pemakaian Tanda Titik (.)
Tanda Apostrof (')

0 komentar:

Posting Komentar