Kamis, 30 Juni 2016

Tanda Kurung ((…))

pemakaian tanda kurung ejaan bahasa Indonesia
1. Tanda kurung mengapit tambahan keterangan atau penjelasan.

Misalnya:
Bagian Perencanaan sudah selesai menyusun DIK (Daftar Isian Kegiatan) kantor itu.
Dia memperpanjang surat izin mengemudi (SIM).
Warga baru itu belum memiliki KTP (kartu tanda penduduk).
Lokakarya (workshop) itu diadakan di Manado.

Mereka itu siswa sekolah menengah pertama (SMP) di DKI Jakarta.

2. Tanda kurung mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian integral pokok pembicaraan.

Misalnya:
Sajak Tranggono yang berjudul “Ubud” (nama yang terkenal di Bali) ditulis pada tahun 1962.
Keterangan itu (lihat Tabel 10) menunjukkan arus perkembangan baru dalam pasaran dalam negeri.


3. Tanda kurung mengapit huruf atau kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan.


Misalnya:
Pejalan kaki itu berasal dari (kota) Surabaya.
Dia berangkat ke kantor selalu menaiki (bus) Transjakarta.
Pesepak bola kenamaan itu berasal dari (Kota) Padang.


4. Tanda kurung mengapit angka atau huruf yang memerinci satu urutan keterangan.


Misalnya:
Faktor produksi menyangkut masalah (a) alam, (b) tenaga kerja, dan (c) modal.
Dia harus melengkapi berkas lamarannya dengan melampirkan
(1) akta kelahiran,
(2) ijazah terakhir, dan
(3) surat keterangan kesehatan.



Catatan:
Contoh di atas memang merupakan hal yang biasa atau hampir tidak menimbulkan masalah. Namun, hal itu bukan berarti bahwa tidak ada masalah dalam penulisan yang berkaitan dengan tanda kurung. Perhatikan contoh berikut!

Sekurang-kurangnya ada empat kaidah bahasaIndonesia: 1.*tata bunyi atau fonologi, 2.* tata bentuk kata atau morfologi, 3.* tata kalimat atau sintaksis, dan 4.* tata tulis atau ejaan.

Pada contoh itu terlihat bahwa penomoran perincian dalam teks digunakan tanda titik. Penomoran sepertin itu salah. Seharusnya, angka dalam penomoran seperti itu diapit tanda kurung sehingga perbaikannya menjadi seperti berikut.

Sekurang-kurangnya ada empat kaidah bahasa Indonesia: (1) tata bunyi atau fonologi, (2) tata bentuk kata atau morfologi, (3) tata kalimat atau sintaksis, dan (4) tata tulis atau ejaan.


Barangkali timbul pertanyaan bagaimana kalau perincian itu ditulis menurun, bukan menyamping. Apakah tetap digunakan tanda kurung atau tanda titik. Jawabnya sama, yaitu tetap dengan tanda kurung seperti berikut.

Sekurang-kurangnya ada empat kaidah bahasa Indonesia:
(1) tata bunyi atau fonologi,

(2) tata bentuk kata atau morfologi,
(3) tata kalimat atau sintaksis, dan
(4) tata tulis atau ejaan.


Baca juga:
Tanda Garis Miring (/)
Tanda Petik Tunggal (‘…’)
Tanda Petik (“…”)
Tanda Kurung Siku ([…])
Tanda Kurung ((…))
Tanda Seru (!)
Tanda Tanya (?)
Tanda Elipsis (…)
Tanda Pisah (―)
Tanda Hubung (-)
Tanda Dua Titik (:)
Tanda Titik Koma (;)
Pemakaian Tanda Koma (,)
Pemakaian Tanda Titik (.)
Tanda Apostrof (')

0 komentar:

Posting Komentar